(Love and Friendship)
Part. III
Seoul Airport
Chika dan jaejoong tengah mengantar siwon. Yesung dan
donghae juga tak ketinggalan. Mereka berdua menyusul siwon ke bandara.
“aku pasti akan kembali kesini” siwon berpamitan.
Jaejoong menggandeng tangan chika erat. Mereka tersenyum dan mengangguk. Siwon
memberikan pelukan perpisahan pada jaejoong..
“aku sangat menyayangi kalian” ujarnya
“kami juga siwon..., kami akan menunggumu pulang”
jaejoong seolah berat melepas siwon. Jaejoong menepuk-nepuk punggung siwon
pelan, lalu melepaskan pelukannya. Siwon beralih menatap chika. gadis ini, dia
adalah sahabat sejak kecilnya.
“kau baik-baik dengan jaejoong ya” siwon memeluk
chika. chika membalasnya.
“jangan lupa kabari kami saat kau sudah disana” chika
mengingatkan. Siwon melepas pelukannya, dia menatap dua sahabat baiknya. Tak
lama, yesung dan donghae datang.
“siwon..!!!” yesung membuat siwon melihat ke arah suara
itu. jaejoong dan chika menoleh. Yesung dan donghae.
“kami tak terlambatkan,?” donghae terengah-engah,
sepertinya mereka tadi mengejar waktu demi mengantar siwon. Siwon tersenyum,
lalu memeluk keduanya bergantian.
“gomawo...,” ucapnya dia terharu melihat yesung dan
donghae mengantar kepergiannya.
***
One Restaurant, Seoul
“kau yakin tak ingin mengantar siwon?” jineul ingin
memastikan. Hye in, yang ditanya hanya diam. Ada peperangan dalam hatinya.
“untuk apa,? Hanya membuatku tak bisa melepasnya” hye
in berkata lirih. Jineul mendekati hye in. dia menarik kursinya kesamping hye
in, lalu memeluknya. Menghibur hye in yang mulai meneteskan air mata.
“kau tahu..., yesung sangat mengkhawatirkanmu” entah
karena apa jineul mengatakan hal itu.
“bahkan dia mempertaruhkan nyawa untukmu. Pertandingan
kemarin..., tanpa yesung, bikers tak kan bisa memenangkannya. Dan itu..., untuk
siwon, untukmu hye in” jineul masih mendekap hye in dalam pelukannya. Perlahan
hye in melepaskan pelukan itu dan menatap jineul tak mengerti.
“bagi donghae dan jaejoong..., pertandingan itu
biasa... tapi bagi yesung,,,, dia tak pernah melakukannya sebelum ini. Dan ini
demi melihatmu tersenyum” perlahan hye in menangkap maksud jineul.
“dia selalu ingin melihatmu tersenyum. Bahkan hari ini
pun dia tak ingin melihatmu menangis karena siwon” jineul menutup kalimatnya.
Hye in menatap sahabatnya lekat. Dia bahkan tak pernah memikirkan hal ini
sebelumnya.
***
Seoul Airport
Siwon memantapkan hati meninggalkan teman2nya.
Sebenarnya dia ingin hye in ada disini mengantarnya. Dia hanya ingin memastikan
kalau hye in tak apa-apa. Chika merapat pada jaejoong, ternyata mengantar
kepergian siwon lebih sulit dari yang dia bayangkan. Yesung dan donghae,
melepas siwon dengan harapan siwon akan segera kembali. Siwon menatap satu
persatu sahabatnya, lalu tersenyum dan menarik kopernya. Meninggalkan sahabat
baiknya.
“siwooooon.....!!!” siwon berhenti, dia mengenali
suara itu.
“hye in..” siwon menoleh, dilihatnya hye in dan jineul
tengah berlari ke arahnya. Jaejoong, yesung, donghae, dan chika menoleh ke asal
suara itu. Hye in langsung menyusul siwon yang masih dipintu keberangkatan. Ji
neul mendekati donghae, menatap donghae dan tersenyum, meyakinkan donghae semua
baik-baik saja.
“siwon..., mianhe aku agak terlambat” hye in tampak
lebih cerah. Dia sangat bersemangat. Siwon lega melihat wajah hye in yang
cerah. Matanya berbinar, menandakan hye in sedang bahagia.
“kau harus sembuh ya..., dan cepatlah kembali” hye in
menatap siwon.
“sure...!!!” siwon memastikan.
“kau tak perlu mengkhawatirkan aku. Aku akan baik-baik
saja” hye in meyakinkan. Dia tahu selama ini siwon pasti mengkhawatirkan
kebodohannya. Siwon mengangguk.
“give me a hug” hye in membuka kedua tangannya lebar.
Dan siwon tersenyum menyambutnya.
“aku akan sangat merindukanmu siwon”
“me too....”
------------
Someplace restaurant, Seoul
Restaurant terbuka dipinggir pantai ini merupakan
salah satu tempat favorit untuk hangout. Tempatnya sangat indah apalagi kalau
sunset seperti ini. Jineul tampak berdua saja dengan yesung. Sebenarnya tadi
mereka datang bersama donghae, jaejoong, dan chika. Hye in sedang ada urusan,
jadi dia berjanji akan segera menyusul setelah urusan selesai. Sedang jaejoong,
chika, dan donghae memilih mencari angin dilantai dua restaurant ini.
Seperti biasa, jineul tak pernah bosan menikmati juz
strawberry-nya. Sedang Yesung, di
depannya ada secangkir moccapuccino.
“jadi kapan kau akan mengungkapkan perasaanmu pada hye
in,?” jineul asyik meminum juz-nya. Yesung menatap jineul serius. Jineul jadi
tak enak hati.
“jangan menatapku seperti itu kepala besar” ‘ctuk’
jineul memukul kepala Yesung dengan sendok didepannya.
“aww..., kau ini. Bagaimana bisa donghae begitu
menyukai gadis kasar sepertimu” yesung mengelus kepalanya. Jineul cemberut.
“jadi,?” jineul kembali memastikan.
“apa,?” Yesung mencoba mengelak.
“jangan berlagak bodoh” jineul mulai jengkel.
“well..., mana mungkin aku menyukai gadis aneh seperti
hye in.” yesung mengelak.
“jangan bohong...!!!” jineul menatap tajam, Yesung
tahu percuma. Jineul sudah tahu semua.
“ne. aku menyukai gadis idiot itu. Puas,?” yesung
menegaskan pada jineul.
“hahaha..., berarti benarkan,? Tapi... apa tak apa-apa
kau sebut dia idiot” jineul sedikit merasa yesung terlalu berlebihan.
“terus,? Kalau bukan idiot namanya apa...? 6tahun
menyukai seseorang tapi untuk memperkenalkan dirinya saja tak bisa. Menunggu
orang itu pulang setiap hari dari balik jendela. Apa itu tidak idiot namanya,?”
Yesung tampak semangat. Jineul hanya menahan tawa. Kadang Yesung memang terlalu
jujur mengatai orang.
“siapa yang kau bilang idiot,?”
‘mwo,?’ jineul menoleh, hye in.... sejak kapan dia
berdiri dibelakangnya.
“ah.., aniyo” yesung mengelak.
“kau kira aku tuli,?” hye in tampak cemberut. Jineul
menatap bulat Yesung, lalu beringsut perlahan meninggalkan yesung dan hye in
yang mulai berantem.
Hye in duduk didepan Yesung.
“jadi,?” hye in masih menatap marah
“jadi apa,? Aku tak bicara apa-apa” yesung mengelak.
Dia tak mw disalahkan.
“kau bilang aku idiotkan,?” hye in bersikukuh.
“kau mungkin yang merasa” Yesung masih ngeles.
“kau....!!! kau menyebalkan” hye in menunjuk Yesung.
Yesung menatap hye in cuek. Tiba-tiba...
“hei... apa itu,?” Yesung menunjuk sesuatu dibelakang
Hye in. Hye in menoleh dan.... ‘cup’ sebuah kecupan hangat mendarat dipipi Hye
In. Hye in terkejut dan memegang pipinya, menatap Yesung yang tersenyum nakal
berdiri disampingnya.
“saranghaeyo gadis idiot...!!!” ucapnya rese’ Hye in
tersenyum jengkel sekaligus senang...,
“yesuuuung...!!!” Hye in ingin sekali menjitak kepala
besar itu. Yesung berlari menghindar dan Hye in mengejarnya.
“jangan lari kau Big Head” hye in mencoba mengejar
Yesung.
“coba saja, gadis idiot” yesung tertawa lepas. Masih
membuat hye in mengejarnya hingga ke bibir pantai.
“aww...” tiba-tiba ombak kecil datang, hye in tak siap
hingga jatuh, tapi yesung sigap menangkapnya dan mereka bergulung bersama ombak.
Yesung sudah ada diatas tubuh Hye in memeluknya erat.
“yesung... saranghaeyo” hye in tahu dia begitu
menyukai laki-laki ini. Kedua mata mereka bertemu. Tiba-tiba Hye in merasakan ada
sesuatu yang hangat menyentuh bibirnya.
Sementara itu, jaejoong, chika, donghae, dan jineul
melihat tingkah aneh kedua orang itu dari lantai atas restaurant. Menyaksikan
sunset bersama semilir angin. Chika berdiri dipinggir pembatas setinggi
perutnya. Menatap ke arah yesung dan hye in yang bergulung-gulung bersama
ombak.
“dasar pasangan yang aneh” ucapnya sinis. Jaejoong
didekatnya. Sementara donghae dan jineul agak jauh disamping mereka. Jaejoong
tersenyum melihat ke pantai lalu meraih tangan chika lembut. Chika menatap
jaejoong, sedikit kaget dengan sentuhannya. Jaejoong menatap chika.
“jangan pedulikan mereka.” Jaejoong sedikit mendekat
ketubuh chika, membuat chika berbalik dan bersandar pada pagar, jaejoong makin
mendekatinya. Tepat didepannya.
“kau tahu...., kau selalu membuatku tergila-gila kim
chika...” jaejoong makin mendekatkan wajahnya ke chika. chika tersenyum, dan
menutup matanya. Jaejoong mencium chika lembut.
jineul yang melihat itu seketika berseru..., “oooo...
so....”
“ayo..., aku harus mengantarmu pulang” tiba-tiba
donghae mengalihkan wajah jineul dan menggandengnya. Menuntunnya menjauh dari
tempat itu.
“t...tapi oppa....” jineul hendak protes. Dia masih
berusaha melihat ke arah chika dan jaejoong yang tenggelam bersama sunset.
“jangan bawel...” donghae tersenyum merengkuh bahu
jineul dan mengacak-acak rambut jineul.
--------
END